SELAMAT DATANG DI "PATNER GAHARU" LOMBOK

Thursday, August 4, 2016

Metode Produksi (Pengambilan) Minyak Gaharu



MINYAK GAHARU

Minyak gaharu merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dihasilkan dari destilasi/penyulingan  kayu gaharu.  Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.  Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. 
Sifat dari minyak atsiri antara lain mudah menguap karena titik uapnya rendah, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi syaraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.

Metode Produksi Minyak Gaharu
Minyak gaharu dihasilkan melalui proses penyulingan.  Proses penyulingan mencakup penanganan produk  yang bersifat padat dan persiapan bahan, dengan menjaga agar keadaan bahan cukup baik sehingga minyak atsiri yang dihasilkan dapat dijamin mutunya.  Minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh – pembuluh, kantung minyak atau rambut glandular.
Preparasi bahan sebelum proses penyulingan adalah sebagai berikut :

1.    Kayu gaharu dirajang hingga menjadi potongan-potongan halus bahkan sampai menjadi serbuk kayu.  Proses ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Semakin lebar luas permukaan, semakin besar kemungkinan minyak atsiri dalam tanaman dapat tersuling.
2.   Dilakukan perendaman serbuk kayu dengan waktu tertentu. Proses perendaman ini bertujuan untuk melunakan jaringan glandula yang melapisi minyak pada kayu, sehingga nantinya diharapkan air yang menjadi uap akan lebih mudah mengangkut minyak yang terdapat dalam bahan baku.
Waktu perendaman kayuakan berdampak pada aroma minyak yang dihasilkan, Perendaman serbuk gaharu selama 7 hari menghasilkan aroma yang wangi dengan kualitas minyak yang baik dengan harga tinggi. Tetapi ada banyak penggemar tersendiri mengharapkan minyak yang dihasilkan dariperendaman serbuk gaharu sampai 2-3 bulan lamanya.Hasil dari perendaman tersebut berupa minyak dengan kualitas yang rendahkarena beberapa komponen ester yang membentuk wangi khas akan berubah menjadi komponen golongan aldehid yang memiliki aroma tengik.Harga minyak gaharu yang dihasilkan lebih murah.
3.      bahan dikering anginkan supaya kadar air dalam bahan berkurang. Maksud dari pengeringan ini adalah untuk memperkecil efek hydrodifusi saat proses penyulingan berlangsung. Bila terlalu basah akan mengakibatkan proses penyulingan kurang baik karena titik minyak dalam bahan memiliki berat jenis yang lebih berat daripada uap sehingga minyak yang terangkat menjadi sedikit.

Ada tiga proses penyulingan minyak populer gaharu, yaitu :
  1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation
  2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
  3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.

1.  Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
 
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

2.    Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan sistem rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
 Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
      Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil.

3.   Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)       
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak.

Setelah 72 jam proses penyulingan maka proses dihentikan. Proses pemanenan harap dilakukan dengan hati – hati dan usahakan sedikit mungkin air destilat terperangkap kedalam minyak. Pasca penyulingan, minyak yang didapatkan tentu tidak bersih sepenuhnya. Masih terdapat serbuk-serbuk gaharu yang terperangkap dalam minyak. Untuk membersihkannya, minyak cukup dijemur dipanas matahari selama 10-15 menit dalam botol tertutup.  Setelah minyak bersih maka, minyak siap dikemas dan dipasarkan, atau disimpan terlebih dahulu supaya minyak lebih tua dan  menghasilkan aroma yang lebih baik lagi.

No comments:

Post a Comment